KESEHATAN merupakan hal yang paling penting di setiap tingkat kehidupan manusia. Setiap orang pastinya menginginkan sehat, karena banyak hal yang dapat dilakukan bila kondisi tubuh sehat. Namun kesehatan sangat sulit dipertahankan ketika seseorang memasuki usia tua, berbagai penyakit mulai berdatangan akibat dari menurunnya sistim imun tubuh. Hal ini merupakan sebuah proses terjadinya penuaan yang lumrah terjadi saat seseorang memasuki usia tua.
Tubuh manusia mempunyai batas kemampuan dalam mepertahankan fungsinya. Saat memasuki usia tua, tubuh mengalami penurunan dalam melakukan fungsinya. Penurunan ini terjadi karena sel-sel tubuh yang telah tua dan sulit untuk melakukan regenerasi atau pergantian sel, sehingga banyak sel-sel tubuh yang telah rusak.
Tingkat kesehatan pada saat lanjut usia sangat dipengaruhi oleh gaya hidup di masa muda. Gaya hidup yang serba praktis dan tidak sehat dapat memperburuk kesehatan di usia tua. Kebanyakan penyakit yang sering dialami lansia yaitu penyakit hipertensi, diabetes melitus, kardiovaskuler, dan penyakit rematik. Munculnya berbagai penyakit ini juga dipengaruhi oleh proses penuaan, usia, status pekerjaan, makanan dan aktivitas fisik.
Perubahan pada lansia
Banyak perubahan yang terjadi pada lansia baik dari kondisi fisik, mental maupun sosialnya. Berikut penulis akan memaparkan perubahan yang terjadi pada lansia. Di usia yang semakin tua, sel-sel tubuh pada lansia mengalami penurunan jumlahnya sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu.
Saat lansia mengalami cedera, pemulihannya akan memakan waktu yang lebih lama dibandingakan pada saat usia dewasa dan bahkan bisa mengalami cedra permanen. Sel pada bagian otak akan berkurang beratnya sekitar 5-10%, yang berakibat pada terganggunya proses berpikir. Hal ini bisa mengakibatkan lansia mengalami kepikunan. Penyakit pikun atau yang disebut dengan Alzaimer merupakan penyakit yang kebanyakan dialami oleh lansia. Penyakit ini disebabkan oleh degeneratif sel otak sehingga akan mengakibatkan menurunnya daya ingat, kemampuan berpikir dan perubahan prilaku.
Tanda-tandanya dapat dilihat dari ketidakmampuan mereka dalam menemukan atau menyebutkan kata yang tepat, lupa melakukan hal yang sederhana seperti memakai baju atau menggosok gigi, dan memiliki suasana hati dan kepribadian yang dapat berubah-ubah.
Kepikunan pada lansia tidak dapat di hindari, karena ini merupakan proses dari penuaan. Yang bisa dilakukan ialah memperlambat proses dari degeneratif sel otak dengan melakukan stimulasi mental, latihan fisik dan penyeimbangan pola makan.
Sel-sel otak akan cepat mengalami kerusakan bila jarang digunakan, maka untuk mencegahnya perlu dilakukan stimulasi mental seperti membaca, bermain catur, berkebun dan lainnya yang dapat memicu otak untuk berfikir. Cara ini sangat efektif digunakan untuk mecegah kerusakan sel otak.
Selain itu latihan fisik dan pola makan juga perlu diperhatikan. Latihan fisik yang dianjurkan untuk lansia ialah latihan yang ringan dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti sepeti joging, naik sepeda dan senam lansia.
Dalam mengkonsumsi makanan, lansia juga harus pandai memilih makanan yang sesuai untuk usia mereka. Tidak semua makanan dapat dikonsumsi lagi seperti halnya saat muda, perubahan sistim pencernaan membuat lansia tidak bisa mengkonsumsi makanan yang keras, pedas asin dan asam.
Dalam kehidupan sosialnya, lansia sering kali mengalami tingkat kecemasan yang tinggi akibat dari perubahan peran yang ia alami. Kehilangan finansial, jabatan dan teman merupakan hal pemicu dari kecemasan pada lansia. Rasa tidak berguna lagi membuatnya menarik diri dari lingkungan. Respons yang muncul dapat berupa marah atau bahkan depresi.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, kita sebagai anak perlu memberikan perhatian lebih kepada orang tua yang telah merawat kita sejak kecil. Mereka membutuhkan kasih sayang dari anak dan cucu mereka. Mereka akan sedikit lebih tenang jika kita selalu berada di samping mereka.
Pemberdayaan lansia
Orang lansia sering dianggap tidak berguna lagi, bahkan ada yang menjadi beban keluarga. Keluarga sering memperlakukan lansia sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu, sehingga sering kali keluarga melarang lansia untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya masih bisa dilakukan lansia. Hal ini dapat menggangu psikologis lansia karena dia merasa tidak berguna lagi dan kehilangan kekuatannya.
Namun sebenarnya lansia mempunyai kemampuan yang dapat diberdayakan, yaitu dengan melakukan hal-hal yang membuat lansia merasa masih dibutuhkan. Masa lansia merupakan masa yang tepat untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya belum sempat dilakukan. Misalnya seperti berkebun, traveling, membuka usaha dan lain sebagainya.
Hanya dibutuhkan sedikit kemauan dan dukungan keluarga, mereka bisa mengisi hari tua mereka dengan kegiatan-kegiatan yang lebih produktif. Jadi mereka tidak merasa menjadi beban bagi keluarga karena mereka juga bisa menghasilkan sesuatu yang berguna.
Pemerintah juga membuat program-program untuk memberdayakan lansia. Jika tidak ada program pemberdayaan yang intensif, maka permasalahan lansia bisa berkembang menjadi serius. Melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pemerintah terus membuat program-program yang melibatkan lansia yang masih produktif untuk mengurangi beban masyarakat dan negara, setidaknya mereka bisa membiayai kehidupannya.
Ditinjau dari segi kesehatan, ketika seseorang jarang melakukan aktivitas maka daya tubuhnya akan menurun. Begitu pula halnya dengan lansia, jika dulunya dia seorang yang aktif dan super sibuk, dan tiba-tiba pada saat pensiun maka banyak perubahan aktivitas yang dialami.
Perubahan tersebut akan direspons tubuh dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti stroke, darah tinggi, hipertensi dan lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut para lansia harus mempunyai kegiatan untuk menghindari penyakit-penyakit yang dapat menyerang tubuhnya.
Yelli Sustarina, Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh. Email: yellsaints.paris@gmail.com
Sumber : Serambi Indonesia
Categories:
Opini