• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments





DUBAI -- Bicara mengenai pembangunan mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta, para pengamat dan pemegang saham masih berkutat pada perbincangan mengenai peluang pasar serta proyeksi keuntungan yang dapat dicapai dari pembangunannya. Hal itu sangat berbeda dengan perbincangan mengenai pembangunan mal di Dubai baru-baru ini.

Sebelum dihantam krisis global, Dubai sudah terkenal sebagai sebuah lokasi mega-proyek. Kali ini, Dubai akan kembali melakukan ekspansi, yang seolah ingin meyakinkan publik dunia bahwa sebutan "proyek raksasa" tersebut masih menjadi miliknya.

Pada Minggu lalu, kota itu mengumumkan akan memiliki mal terbesar di dunia. Tak hanya itu, Dubai juga akan membuat taman yang lebih besar dari Hyde Park di London, Inggris.

Dalam sebuah pernyataan resmi, pemimpin monarki Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, sendiri yang mengumumkan rencana "kota baru di dalam Dubai" tersebut.

Selain mal dan taman raksasa, salah satu isi rencana tersebut adalah pembangunan area hunian baru, walaupun sampai saat ini Emirat terus memiliki surplus unit hunian dalam bubble lima tahun yang terjadi pada 2009 lalu.

"Mall of The World" rencananya akan mampu menampung 80 juta pengunjung setiap tahunnya. Mal tersebut juga akan tersambung dengan pusat hiburan keluarga.

Sheikh Mohammed menyebutkan dalam pernyataannya bahwa karena kapasitas tersebut, mal yang akan ia bangun akan menjadi "mal terbesar di dunia". Bahkan, tamannya akan 30 persen lebih besar dari Hyde Park of London.

Terkait rencana tersebut, Dubai juga akan bekerja sama dengan Universal Studios International. Sehubungan dengan itu, taman hiburan telah menargetkan 6 juta pengunjung setiap tahunnya.

Emirat sebenarnya sudah memiliki begitu banyak mal dan hotel, termasuk Dubai Mall yang telah dinobatkan sebagai pusat perbelanjaan terbesar dan destinasi hiburan, dengan 62 juta pengunjung pada 2012 ini.

"Fasilitas yang tersedia di Dubai harus diperbesar, sejalan dengan ambisi untuk kota ini di masa depan," ujar Sheikh Mohammed dalam pernyataannya.

Ia juga bilang bahwa turisme Dubai tumbuh 13 persen dalam setahun ini. Pada 2011 lalu, tingkat okupansi hotel di kota itu mencapai angka 82 persen, dan pemasukan dari hotel tumbuh 22 persen dan melebihi Rp 41,9 triliun.

Emirat sempat mengguncang pasar keuangan global pada musim gugur 2009 lalu atas krisis utang. Namun, Dubai telah merestrukturisasi kembali utang perusahaan yang menumpuk, dan ekonominya telah kembali bertumbuh setelah kontraksi pada 2009.

Sumber : www.nydayltnews.com

Categories:

Leave a Reply