• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments





BANDA ACEH - Makin tua makin berkilau. Agaknya hal ini juga berlaku untuk sepeda ontel. Bayangkan saja, harga sepeda jadul ini bisa mencapai puluhan juta rupiah. Tidak heran peminatnya berasal dari kalangan pejabat dan pengusaha.

Di Banda Aceh, komunitas pecinta sepeda ontel ini tumbuh sejak beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, sepeda ini biasa digunakan masyarakat perkotaan sampai tahun 1970-an dan secara perlahan kemudian bergeser ke kawasan pedesaan.

Ada beberapa merek yang beredar di Indonesia. Pada segmen premium terdapat misalnya merek Fongers, Gazelle dan Sunbeam. Kemudian pada segmen di bawahnya diisi oleh beberapa merek terkenal antara lain seperti Simplex, Burgers, Raleigh, Humber, Rudge, Batavus, Phillips dan NSU.



Informasi yang dihimpun, jenis sepeda ontel yang banyak diminati di Banda Aceh adalah Gazelle dan The Raleigh. Gazelle merupakan buatan Belanda, mempunyai kenyamanan, sparepart, dan kualitas yang baik. Harganya mulai dari Rp 2,5 juta sampai puluhan juta. Sedangkan The Raleigh berkisar dari Rp 1,5 juta hingga Rp 15 juta. 

Untuk jenis sepeda ontel lainnya, seperti Valuas, Fongers, danSimplex dibanderol mulai dari Rp 500.000 sampai dengan Rp 4 juta. Sedangkan harga sparepart serta untuk merakit kembali mulai Rp 500.000 sampai Rp 2 juta.

“Sepeda ontel mahal karena langka dan susah dicari bahannya. Semua barang dan bahannya dari Yogyakarta dan Kediri,” ungkap Pengelola Usaha Sepeda Ontel, Hari, kepada Serambi kemarin. Di Banda Aceh, sambung Hari, peminatnya banyak berasal dari kalangan pejabat pemerintah dan pengusaha.

kisaran harga
- Gazelle Rp 2,5 juta - puluhan juta
- The Raleigh Rp 1,5 juta - Rp 15 juta
- Valuas, Fongers, dan Simplex Rp 500.000- Rp 4 juta

Permintaan Sepi

PENJUALAN sepeda secara umum pada awal tahun ini mengalami penurunan. Pengelola Usaha Sepeda Ontel, Hari, mengaku bulan ini hanya menjual 10 unit sepeda. Hal yang sama juga diakui pemilik usaha sepeda ontel lainnya, Bakhtiar. Ia mengaku bulan ini hanya mampu menjual lima unit. 

“Kondisi ekonomi mengakibatkan pembeli sepeda ontel berkurang, sebulan hanya lima orang. Jika kondisi ekonomi membaik, setiap bulan bisa mencapai 10 sampai 15 pembeli seperti tahun 2012 lalu,” kata Bakhtiar.

Sepeda sport juga demikian. Permintaan meningkat hanya jika ada even-even tertentu seperti lomba sepeda. “Jika ada even-even tertentu, seperti lomba sepeda, banyak yang mencari sepeda gunung,” ujar pedagang sepeda, Anwar.

Sepeda elektrik juga sama. Beberapa bulan terakhir ini mengalami penurunan pembeli. “Dalam seminggu ini hanya terjual satu atau dua bahkan tidak ada sama sekali,” ujar seorang pedagang.

Sepeda elektrik dijual berkisar antara Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Sepeda ramah lingkungan yang menggunakan baterai ini dapat menempuh 50 km/jam. Saat daya habis, dayunggan sepeda dapat mengisi baterai, namun jarak yang dapat ditempuh tidak terlalu jauh.

Sumber : Serambi Indonesia

Categories:

Leave a Reply