JANTHO - Pemkab Aceh Besar meminta para pengelola pendidikan untuk terus berupaya meningkatkan mutu dan melakukan perubahan-perubahan signifikan dalam pemberian nilai mata pelajaran agama.
“Kalau selama ini, nilai mapel (mata pelajaran) agama yang diisi di rapor siswa hanya berdasarkan nilai yang diberikan guru agama di sekolah, ke depan harus digabung dengan nilai yang diberikan teungku di tempat pengajian,” kata Wakil Bupati Drs Samsul Rizal MPd.
Wakil Bupati Samsul Rizal, Sabtu kemarin sekaligus melantik Pengurus Forum Kerja Kepala Sekolah (FKKS) Aceh Besar yang diketuai Drs Ulil Amri (Kepala SMAN 1 Montasik), peringatan maulid, dan acara lepas sambut antara Kadis Pendidikan Aceh Besar dari Drs Fadlan dengan Drs Razali.
Dalam pertemuan yang dihadiri para pejabat Dinas Pendidikan, para kepala sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK se Aceh Besar, Samsul meminta para pengelola pendidikan ke depan harus melakukan perubahan yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan. “Kami tidak mau program pendidikan Aceh Besar statis,” katanya.
Karena itu, salah satu program kami tawarkan, adalah pengajian bagi anak-anak bakda magrib. “Saya berharap pihak Disdik untuk segera bekerjasama dengan MPU, Dinas Syariat Islam, dan Kakan Kemenag untuk membahas pengajian bakda magrib tersebut,” katanya.
Saat ini, katanya, hanya baru ada 15 ribu siswa yang mengaji bakda magrib. Dan ke depan, harus seluruh siswa mengikuti program ini.
Karena, kata Samsul yang juga dosen FKIP Unsyiah, nilai pelajaran agama di rapor, selain nilai yang diberikan guru agama di sekolah, juga akan ditambah dengan nilai yang diberikan guru pengajian. “Kedua nilai tersebut setelah digabung baru kemudian dibagi dua. Dan itu yang dijadikan patokan isian di rapor,” katanya.
Sumber : Serambi Indonesia
Categories:
Nanggroe