• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments





AKHIR abad ke-18 orang Eropa mulai beralih dalam penggunaan tenaga kerja manusia ke teknologi mesin yang mampu menciptakan produk berkualitas dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mesin-mesin produksi telah mengubah segalanya dan bahkan melahirkan ketergantungan para pemakai produk dari industri yang ada ketika itu.

Dari Britania Raya sektor industri terus berkembang merambah ke seluruh Eropa Barat, Amerika, Jepang, dan hingga ke penjuru dunia. Gerakan besar-besaran peralihan cara hidup bertani ke sektor industri ini kemudian melahirkan istilah ”Revolusi Industri”.

Revolusi ini telah mengubah gaya hidup orang Eropa, pertumbuhan penduduk, dan penghasilan yang terus membaik. Orang-orang ’dipaksa’ bekerja mengikuti standar produksi yang diharuskan pada sektor-sektor industri yang ada ketika itu.

Industri bisa disebut antithesisnya sistem tradisional di mana pada pola-pola tradisional segala kekurangan masih bisa dimaklumi, bisa dipahami, dan proses alamiah masih dianggap fitrah.

Sementara, pada sektor industri tidak dikenal kata ”Maaf” atau leha-leha. Suatu produk yang diciptakan di sektor industri modern harus lahir dengan tanpa ada kekurangan.



Dunia industri hanya mengenal ketepatan, disiplin waktu, dan kecepatan untuk mengubah barang atau komoditas menjadi apa saja yang bernilai ekonomi tinggi dan tentu dibutuhkan masyarakat. Pada sektor industri, ”waktu” merupakan sumberdaya yang dapat menciptakan uang, di mana pada sistem tradisional aspek ”waktu” sangat tidak dihargai sebagai penunjang kesuksesan.

Lalu, apa kaitan industri dengan kunci sukses berbisnis? Dari dunia industri tentu Kita akan belajar bahwa sektor industri telah melahirkan ’ledakkan’ baru dari logika lama tentang kebiasaan hidup para petani di Eropa. Mereka menjadi pekerja atau buruh pada pabrik-pabrik industri ketika
itu.

Gaya hidup juga berubah, segala hal dinilai dengan uang. Kisah para petani di Eropa yang hidup di masa Revolusi Industri tersebut memberi pelajaran bagi Kita tentang satu nilai baru, yakni ”Semangat”. Mereka ’dipaksa’ untuk berfikir, berkarya dan menyesuaikan ritme kerja dengan mesin-mesin industri yang ada. Mereka pun menemukan perubahan besar dalam hidupnya, sebab disiplin waktu, ketepatan, dan kecepatan bekerja telah mendatangkan pendapatan baru dalam hidup.

Dalam berbisnis pun demikian, pola-pola tradisional sudah saatnya Kita tinggalkan. Kita sudah harus bergerak dengan logika berfikir industri, sehingga apa yang Kita bisniskan setiap harinya bermuara pada semangat bahwa mesin bisnis Kita adalah mesin ’industri’ yang harus terus bergerak mengikuti waktu yang terus bergulir. Jika ini dilakukan, percayalah kesuksesan itu tidak
perlu lama menghampiri Kita.

Untuk itu, perlu kiranya Kita menghayati kembali Firman Allah SWT berikut ini; Demi masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr)

Sumber : Serambi Indonesia

Categories:

Leave a Reply